Friday, March 26, 2010

Indonesia Bisa Kaya?

Bandi : "Dari mana, Bang?"
Karni : "Jakarta. Sampeyan mau kemana?"
Bandi : "Kutoarjo."
Karni : "Sama. Ngomong-ngomong berapa dapet harga tiket?"
Bandi : "Walah, saya langganan kok. Seminggu sekali."
Karni : "Maksudnya?"
Bandi : "Anu, Bang, salam tempel setiap ada pemeriksaan kondektur."
Karni : "Wow.. Kenapa begitu?"
Bandi : "Gimana lagi, lha wong kondekturnya bisa diajak kompromi..
             Maklum kualitas SDMnya rendah?"
Karni : "Rendah gimana?"
Bandi : "Bisa disogok Lima Ribu perak sekali jumpa. Kita jadi hemat
             karena pulang sekali seminggu."
Karni : "Lha kalo begitu, yang nyogok kualitas SDMnya rendah pula
             dong. Saya tak pernah melakukannya walau saya juga pulang
             ke Jawa seminggu sekali."
    Bandi diam. Merenung. Bibirnya njepuprut alias cemberut. Dahinya mengernyit. Sok berpikir gitu..
Karni : "Maaf, Bang bukan berarti menyinggung. Saya hanya ngomong
             apa adanya. Maklum di kampung saya terkenal jujur.."
Bandi : "Mm.. Tak apa. Karena kamu benar, SDM saya bahkan lebih
             rendah. Kenapa bisa ya.."
Karni : "Alhamdulillah kalau Abang nyadar."
Bandi : "Kasih saran, dung!"
Karni : "Gini, bolehlah petugas SDM rendah. Kita tak boleh ikutan
             mereka. Selain kita jadi satu level, rugi pula ini KAI.. Kacian
             negara, kan? Tak dapet apa-apa.."
Bandi : "Betul juga abang satu ini.."
Karni : "Yang penting kita harus apa adanya. Jangan iri ama
             kemudahan mereka yang semu itu, tapi banyak yang
             dirugikan karenanya. Biarlah orang lain melakukan, asal
             kita tak ikutan. Lurus aja, gimana?"
Bandi : "Okelah, Bang. Setujuh. Coba kalau kita hitung sehari pasti
             ada ratusan lebih penumpang seperti saya. Pantesan KAI
             merugi terus. Waah coba kalo semua penumpang berfikiran
             seperti abang, pasti KAI tak merugi lagi. Indonesia bisa kaya
             bang."
Karni : "Indahnya. Alhamdulillah Ya Tuhan, walau baru sekali saya
             naik kereta ekonomi, saya bisa menyadarkan seorang
             penumpang gelap ini. Engkau memang Maha Kuasa.."
Bandi : "Lha Abang baru sekali naik kereta ekonomi?"
Karni : "Iya, kenapa?"
Bandi : "Berarti selama ini Abang naik kereta Bisnis? Atau Eksekutive?
             Wah kesadaran Abang memang tinggi masalah bayar-
             membayar ya, Bang. Walaupun kereta yang biasa Abang
             tumpangin jauh lebih mahal dari kereta kebiasaan saya ini.."
 Ting.. Tung.. Suara lonceng stasiun Kutoarjo sudah dekat, Mereka
 bersiap untuk turun.
Karni : "Enggak juga."
Bandi : "Maksudnya?"
Karni : "Saya naik Kereta Ekonomi aja baru sekali, apalagi Bisnis atau
             Eksekutif? Belum pernah lah ya.."
Bandi : "Lha terus kereta apa lagi?"
Karni : "Ya.. saya biasanya pake kereta Semen atau Pupuk..
             Tergantung dapetnya. Di tengah gandengan gitu.. Malahan
             gratis.. Bener, ga bayar kok.. Lagian nggak merugikan negara,
             kan? Apes aja malam tadi ada pemerikasaan, jadi enggak
             dibolehin numpang.."
Bandi : "Wah kalo gitu sih bukan kualitas SDM rendah.. Tapi
             GA PUNYA KUALITAS.. Gimana Indonesia mau kaya?"
 Karni ngeloyor pergi duluan..